Menjemput Ajal....



Kematian..

Terdengar menakutkan di telinga kita. Biasanya segera kita alihkan angan fikiran kita ketika mendadak menuju ke arah sana. Entah kenapa, kata kematian begitu menyeramkan kita. Kematian adalah akhir dari segalanya. Sekaligus juga awal dari segalanya yang lain. Awal masa perhitungan, ketika semua manusia mendapatkan imbalan atas segala amal perbuatannya di dunia..

Cobalah sesekali kita membuat perhitungan sendiri. Hitunglah amal-amal baik yang sudah kita bangun dalam rentang masa usia kita. Lalu hitung juga amal-amal buruk, termasuk amal sia-sia yang tak bermakna. Bandingkanlah keduanya. Secara jujur, kira-kira lebih condong kemana jarum timbangan berada. Ke arah kanan, yang maknanya amal kebaikan kita lebih banyak. Atau ke arah kiri, yang bermakna sebaliknya..

Saat di masa hisab kelak, masa penimbangan amal ini menjadi penentu nasib diri kita selanjutnya. Akan bahagia di keabadian, ataukah abadi dalam kepedihan. Segala jeritan permohonan ampun dan maaf tiada berarti lagi. Waktu kita sudah tertutup rapat. Tak ada daya upaya apapun yang bisa kita kerjakan.

Selesai… Berakhir…

Berbahagialah kita yang masih bisa membaca tulisan ini. Bahwa itu artinya kita masih hidup di dunia. Masih terbuka begitu banyak waktu dan kesempatan untuk menyiapkan bekal menghadapi masa hisab nanti. Sekaligus masih terbuka pintu ampunan, atas semua kekhilafan yang dilakukan dalam masa usia dunia.

Hidup di dunia ini sebentar. Teramat singkat. Sesekali cobalah kita tengok, atau kita kenang kembali masa-masa kecil kita dulu. Seolah baru kemarin, kita memulai masa-masa menjalani awal pendidikan. Terus berlanjut hingga jenjang remaja, lalu dewasa serta menua. Benar-benar serasa baru kemarin, segala peristiwa itu berlangsung. Dan sekarang kita sudah berada di masa ini. Entah masih berapa lama lagi sisa waktu usia kita. Kita tak tahu. Karena ajal seringkali datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Bisa datang kapan saja kapanpun DIA mau.

Kita ingatlah wajah-wajah mereka yang sudah terjemput oleh ajal. Mungkin orang-orang tua kita, sanak kerabat maupun sahabat-sahabat kita. Waktu mereka sekarang sudah terhenti. Mereka kini berada di dalam masa penantian. Berbahagialah mereka, jika mereka mempunyai bekal kebaikan yang cukup. Karena Allah akan memberi mereka alam penantian yang nyaman. Tetapi sengsaralah mereka, seandainya amal kebaikan bekal mereka tidak tercukupi.

Kita sekarang masih disini, menatap dan membaca butir-butir tulisan ini. Artinya kita masih dikaruniai waktu untuk berbuat. Waktu untuk menambah amal bekal kita. Sekaligus waktu untuk memanjatkan ampunan ke Illaahi Rabbi.

Mungkin masih banyak, rencana dan keinginan kita di dunia yang belum terpenuhi. Masih banyak kesenangan yang ingin kita nikmati. Tapi apalah arti itu semua, jika kelak tiba-tiba ajal kematian sudah datang menjemput di hadapan kita.

Banyak diantara kita yang tertipu. Tanpa sadar, rela menukar kebahagian abadinya di akhirat kelak, dengan sekedar kesenangan semu di dunia. Sedangkan Allah telah begitu banyak memberi kita suri tauladan, tentang kehidupan terbaik yang DIA inginkan untuk dijalani umatnya di dunia. Jikapun kita mampu meraih segala kesenangan itu,  memiliki sekian banyak rumah mewah yang megah, atau kendaraan terbaru yang membuat decak kagum bagi yang melihatnya. Toh, semua itu tak akan selamanya kita nikmati. Ada masanya kelak, semua itu harus kita tinggalkan atau meninggalkan kita…

Dan ketika masa itu datang kelak, teman kita hanyalah amal perbuatan yang kita kumpulkan. Kita akan beruntung, jika timbangan amal kebaikan kita lebih berat. Begitupun sebaliknya.

Pilihan atas itu semua ada di tangan kita saat ini. Apakah hendak kita buru dan kejar, segala peluang kenikmatan di dunia ini. Ataukah kita akan bersabar, kita utamakan waktu dunia kita untuk memperberat timbangan amal kebaikan. Agar kelak bisa kita panen hasilnya, berada di dalam golongan umat manusia yang beruntung. Selamanya dalam kebahagiaan….

Pilihan ada di tangan kita….

Kita baru akan tahu berapa lama sisa usia kita, ketika kelak ajal itu sudah benar-benar sampai di hadapan kita…

Hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir…
Cukuplah Allah sebaik-baik penolong dan pelindung kami.......
Argo Kumoro Anak Kebon.. Lahir.. Besar.. Dan menua di Perkebunan

0 Response to "Menjemput Ajal...."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel