Oktober 18, 2014

Pagi ini aku menghadiri upacara pemakaman teman kerjaku. Empat hari lalu aku sempat menengoknya di rumah sakit. Sudah terlihat segar, meski terkadang memegang dadanya sambil menahan sakit. Kami sempat bercanda2 sambil sesekali bertukar tawa. Pagi jam 2 tadi dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Saat bersimpuh di depan jenazahnya tadi, fikiranku sedikit melayang ke masa-masa yang telah berlalu. Terbayang dalam fikiranku, tahun 2012 lalu aku hampir mengalami kejadian seperti jenazah di hadapanku ini. Terkenang juga kejadian tahun 2002 lalu, saat aku merasa ajal begitu dekat denganku. Bisa muncul kapan saja tanpa harus kita tahu tanda-tanda sebelumnya.


Hidup ini memang misteri. Kita tak pernah tahu berapa lama sebetulnya jatah usia yang diberikan kepada kita. Kita juga tak tahu, seperti apa alam yang akan kita hadapi selepas ajal nanti. Dalam bayangan kita, hanyalah sebujur lubang ditimbun tanah yang menanti kita kelak. Disitulah jasad kita akan dibaringkan. Terus membujur hingga kelak datang saatnya semua manusia dibangkitkan. Tapi dimanakah "kita" pada masa-masa itu ?


Kita tak tahu. Tapi orang tua, handai taulan, sahabat dan orang-orang yang telah meninggal saat ini telah mengetahuinya. Dalam ajaran yang kita yakini, kita mengimani bahwa orang yang shaleh akan berada dalam tempat dan suasana yang nyaman. Sedang orang yang durhaka berada dalam situasi yang sebaliknya.


Dimanakah kita kelak ?


Kita jarang sekali memikirkan hal ini. Setiap hari fikiran kita masih tersibukkan dengan segala macam pernak pernik dunia. Kita masih sibuk berupaya memburu kesenangan-kesenangan dunia yang belum kita miliki. Hingga terkadang kita lupa, kehidupan dunia kita ini tidaklah selamanya. Kelak semua kita bakal bertemu dengan ajal yang membatasi usia dunia kita.


Dan kelak ketika ajal itu betul-betul tiba, segala kesempatan yang kita punya akan terhenti. Segala peluang untuk menambah amal dan kesempatan memohon ampun segala dosa kesalahanpun akan berakhir. Kita hanya mampu menunggu masa hisab datang. Berpuluh, beratus bahkan mungkin beribu tahun kita hanya mampu menunggu hari akhir itu tiba. Menunggu tanpa tahu apa yang sebenarnya kita tunggu. Apakah kelak kita akan berada di dalam golongan "kanan", atau berada dalam golongan "kiri"...


Hasbunalloh Wa Ni’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nasir.. Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Penolong..


Argo Kumoro Anak Kebon.. Lahir.. Besar.. Dan menua di Perkebunan

0 Response to "Oktober 18, 2014"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel