Tentang Baida...
Kisah ini nyata..
nyata terjadi dan teralami..
tentang seorang rekan kerja
semasa di aceh dulu..
Rahmad namanya..
Yang tinggal selang dua rumah di
belakangku.
Bersama istri serta kedua
anaknya...
Zubaidah.. biasa kami
panggil baida, adalah nama anak sulungnya yang masih berusia sekitar tiga
tahun…
Keluarga kecil yang biasa-biasa
saja..
namun terlihat bahagia..
Sesekali mereka pulang ke rumah
orang tuanya di Meulaboh.
Aku pernah singgah ke sana...
Hari itu,..
saat bertepatan libur kerja dua
hari, merekapun berkunjung ke rumah itu..
Aku lupa persisnya, apakah Rahmad
sedang berada di rumah itu ketika gempa raksasa itu terjadi. Tapi yang jelas,
dia tidak berada di sana saat gelombang tsunami menghantam..
Dia sedang di perjalanan dengan
motor butut kesayangannya menuju rumah itu..
Melaju pelan menyusuri jalan raya
di sepanjang sisihan pantai..
Tetap tenang, meski gempa yang
barusan terjadi pastilah meruntuhkan jantung semua orang..
Tetapi mendadak matanya
dikejutkan oleh sebuah pemandangan yang tidak biasa..
Di sepanjang horizon samudera,
muncul sebuah dinding hitam memanjang sejauh pandangan..
Semakin meninggi..
semakin jelas..
Dan semakin mendekat..
Dengan kecepatan yang luar biasa…
Rahmad sadar..
Apapun itu namanya, hawa
marabahaya jelas sangat terasa…
Dia campakkan kendaraannya, dan
segera berlari memanjat pohon kelapa setinggi-tingginya..
Dipeluknya batang pohon itu
sekuat tenaga yang dia punya..
Tepat ketika pohon itu
terpelanting dengan kerasnya, saat gelombang air pasang kehitaman menerjang..
Terombang ambing bagai sebatang
lidi yang dimainkan anak-anak..
Namun masih tetap bertahan pada
akarnya yang tertancap kuat..
Seakan menjaga sesosok tubuh anak
manusia yang memang belum saatnya meninggalkan dunia fana..
Rahmad selamat..
Tapi tidak dengan istri serta
orang tuanya..
Tidak juga dengan baida serta
adiknya...
Tidak ada yang tersisa dari rumah
sederhana yang asri dan rapi itu..
Selain beberapa keping sisa
lantai., seolah bersaksi bahwa pernah ada rumah berdiri di atasnya..
Bahwa pernah ada anak kecil benama
baida yang menghiasai keceriaannya....
Kisahku ini sebenarnya memang
tentang Baida..
Yang masih melekat dengan erat
sosok dan keriangannya di ingatanku..
Anak perempuan kecil bermata
bening..
Lincah dan periang..
Yang setiap pagi selalu setia
menungguku lewat di depan rumahnya saat kuberangkat menuju tempat kerja..
Menatapku dari balik pintu teras
rumahnya..
Dengan tawa dan senyumnya yang
lucu..
Untuk sekedar memanggil-manggilku
dengan suara renyahnya..
“..awo.. awo.. awo..”
( *awo adalah panggilan anak
kecil aceh untuk Uwak atau Pakde..*)
Namun selalu menghilang di balik
punggung mamaknya tatkala aku menggodanya dengan berpura-pura hendak mendatangi
dan mengambilnya…
Lalu dengan malu-malu mengintipku
lagi untuk memanggil-manggilku saat kumenjauh dari rumahnya..
"..awo.. awoo..."
hmmm...
Rutinitas pagi yang sangat
menyenangkan..
Dan sangat membahagiakan..
Sekedar pengobat rindu kepada
anak-anakku yang terpisah ribuan kilo meter....
Aku tulis kisah ini karena ingin
kukirimkankan sebuah pesan untuknya..
![]() |
Si Kecil Baida.. sebelum tsunami mengantarkannya pulang kepada Sang Khalik |
Dan semoga Allah SWT berkenan
menyampaikan padanya...
" Baida.. kuharap kau tak
melupakan awo-mu ini..
karena awopun selalu mengingatmu
hingga detik ini..
Awo ingin kau tetap setia
menunggu awo di pintu teras surga..
Dan jagalah pintu itu agar
senantiasa tetap tebuka untuk awo.
Dan jika tiba suatu saat nanti,
panggillah awo sekeras-kerasnya ketika kau lihat awo melintas di depanmu..
Tapi jangan kau lari dan sembunyi
lagi tatkala awo datang menghampirimu..
Peganglah tangan awo erat-erat .
Lalu bimbinglah awo masuk
melewati pintu surga itu.
Agar kita bisa bermain-main dan
becanda-canda kembali seperti dulu..
Selamanya..,”
0 Response to "Tentang Baida..."
Post a Comment