Duka Tak Terperi..


*KISAH TENTANG KAWAN DARI SAHABATKU*

Kisah ini aku dapat dari sahabatku, Syofrendani, tentang peristiwa yang menimpa kawannya (aku lupa namanya).

Pagi itu, 26 Desember 2004, sang kawan bersama istri serta ketiga anaknya berkumpul di rumah mertuanya di komplek perumahan seputaran pantai kota Banda Aceh. Bersama sanak famili yang lain, genap pagi itu ada 23 orang berkumpul untuk merayakan suatu kebahagiaan dalam keluarga besarnya. Hingga kemudian, gelak tawa dan canda ria yang ada sontak hilang tatkala tanah yang dipijak mendadak bergetar dengan kerasnya. Hanya tersisa kepanikan dan jerit tangis anak-anak di perayaan keluarga itu. Ketika bumi sudah tenang kembali, keluarga itupun mencoba untuk menenangkan diri, dan tidak selintaspun terfikir bakal ada kejadian lebih besar yang akan datang mengunjungi.

Sang kawan kemudian pamit untuk menengok tempat usahanya yang berada di pinggiran kota Banda Aceh.

Dia jumpai tempat usahanya berantakan meski tidak mengalami kerusakan yang berat.
Hingga beberapa saat kemudian dia mendengar dari kejauhan suara-suara orang panik dan histeris meneriakkan kabar bahwa air laut telah naik.
Tapi air laut pagi itu tidak sampai menjangkau tempat usahanya.
Dan sang kawan terhindar dari malapetaka..
Namun hatinya justru semakin galau. Dia terfikir keluarganya dan segera bergegas kembali ke tempat keluarganya berkumpul pada pagi itu…
Di sepanjang perjalanan hatinya semakin gundah ketika melihat pemandangan yang sangat jauh berbeda dengan saat tadi dia berangkat.
Kehancuran di mana-mana. Genangan air yang masih melintas dengan cukup deras.
Bahkan jalur dan arah ke rumahnya pun tak lagi dapat dengan mudah dikenali.
Semua porak poranda..
Dan saat sampai di rumah tempat berkumpul keluarganya pagi tadi..
Rumah itu sudah tak ada lagi..
Berikut 22 orang sanak keluarganya..

lenyap…

Dalam sekejap..

Dia kehilangan 22 sanak keluarganya…
Termasuk isteri dan ketiga buah hatinya..
Ditelan gelombang yang mendadak pasang…
Dengan sisa-sisa tenaga dan kesadaran yang dia punya, kakinya melangkah mencoba mencari apapun yang dapat dicari..
Berhari-hari..
Tanpa hasil..
Selain jenazah anak bungsunya. yang masih dapat terkenali dari sisa pampers yang masih melekat. dan dia ingat betul karena pagi itu dia sendiri yang memakaikannya…


( tapi kisah ini masih berlanjut..)


Dalam kesendirian serta derita nestapa yang senantiasa terasa, dia mencoba melalui hari-harinya. Hingga beberapa bulan kemudian, dia bertemu seorang wanita yang yang bersedia mendampinginya untuk membangun sebuah kehidupan lagi...
Mereka ingin membina rumah tangga bersama..
Dengan sebuah niatan yang tulus dan suci..
Maka rencana pernikahan segera disusun.
Hari pun sudah ditetapkan..

Hingga pada suatu malam menjelang hari yang sudah semakin dekat..
Sekitar 6 bulan setelah peristiwa 26 des 2004..
Tuhan ternyata berkehendak untuk mengumpukannya lagi bersama isteri serta ketiga anaknya..

Dia meninggal tanpa sebab yang pasti….
Tapi semua sahabatnya meyakini..
Deraan beban batin yang begitu dahsyatlah yang memisahkan nyawa dari raganya..
Untuk membawanya pulang kembali menghadap Sang Pemiliknya..
……..

( kisah ini nyata berdasar penuturan sahabatku, syofrendani.. meskipun beberapa detail mungkin tidaklah begitu persis dengan kejadian yang ada..)
Argo Kumoro Anak Kebon.. Lahir.. Besar.. Dan menua di Perkebunan

0 Response to "Duka Tak Terperi.."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel